Suasana cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini sering menyebabkan timbulnya problema kesehatan mulai ada yang terkena penyakit Tifus, Demam Berdarah dan terakhir Cikungunya dan tentunya hal ini membutuhkan penanganan yang serius dari sisi medis, oleh karenanya buat orang tua yang masih memiliki anak baik yang balita maupun yang sudah remaja perlu memperhatikan hal ini.
Awal terkena cikungunya biasanya disertai panas yang tinggi dimana suhu tubuh penderita melebihi 39 derajat celcius dan suhu tubuhnya sulit turun, walaupun sudah diberikan obat penurun panas dan kebiasaan saya saat berobat ke dokter selalu melihat reaksi obat yang diminum oleh anak, umpama dalam 1 hari obat yang diminum tidak berfungsi pasti selanjutnya saya akan datang ke dokter berbeda guna mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Singkat cerita sudah masuk hari ke 2 namun anak saya tidak mengalami kemajuan akhirnya mau tidak mau saya datangi Klinik dr. Tamin yang berlokasi di Jl. Awaludin 1, Tanah Abang sesampainya disana dilakukan pemeriksaan dan setelah itu diberikan surat untuk cek darah ke laboratorium guna lebih mengetahui penyakit yang diderita. Hasilnya anak saya tidak menderita DBD maupun Tifus.
Dua hari setelah minum obat yang diberikan dr. Tamin panas anak saya sudah mulai menurun namun hal yang dirasakan anak saya otot menjadi kaku dan kedua kakinya sulit untuk bergerak berjalanpun sudah seperti robot karena menahan sakit, namun saya coba semangati untuk terus bergerak agar tidak tambah kaku dan disekitar kulitnya nampak bintik merah, setelah itu kita datangi kembali dr. Tamin untuk dilakukan pemeriksaan kembali khawatir ada gejala DBD. Sesampainya disana diinformasikan bahwa anak saya terkena virus cikungunya beliau menyampaikan biasanya kalau anak muda terkena cikungunya pengobatannya lebih cepat beda dengan orang tua, adapun sarannya agar mengkonsumsi telur rebus dan bubur kacang hijau untuk menormalkan kembali, adapun bintik merah pada kulit adalah penyesuaian metabolisme darah selama pengobatan. Perlahan-lahan pengobatan ini membuahkan hasil yang sangat signifikan dan pada akhirnya kesehatannya kembali seperti semula.
Kesimpulannya adalah perbedaan antara DBD dengan Cikungunya, kalau DBD virus akan menurunkan kadar trombosit pada darah namun Cikungunya virus akan menyerang otot-otot maupun tulang sehingga penderita akan merasakan sakit saat berjalan dan beberapa kasus penderita akan dibuat lumpuh sementara waktu.
Semoga bermanfaat.
Awal terkena cikungunya biasanya disertai panas yang tinggi dimana suhu tubuh penderita melebihi 39 derajat celcius dan suhu tubuhnya sulit turun, walaupun sudah diberikan obat penurun panas dan kebiasaan saya saat berobat ke dokter selalu melihat reaksi obat yang diminum oleh anak, umpama dalam 1 hari obat yang diminum tidak berfungsi pasti selanjutnya saya akan datang ke dokter berbeda guna mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Singkat cerita sudah masuk hari ke 2 namun anak saya tidak mengalami kemajuan akhirnya mau tidak mau saya datangi Klinik dr. Tamin yang berlokasi di Jl. Awaludin 1, Tanah Abang sesampainya disana dilakukan pemeriksaan dan setelah itu diberikan surat untuk cek darah ke laboratorium guna lebih mengetahui penyakit yang diderita. Hasilnya anak saya tidak menderita DBD maupun Tifus.
Dua hari setelah minum obat yang diberikan dr. Tamin panas anak saya sudah mulai menurun namun hal yang dirasakan anak saya otot menjadi kaku dan kedua kakinya sulit untuk bergerak berjalanpun sudah seperti robot karena menahan sakit, namun saya coba semangati untuk terus bergerak agar tidak tambah kaku dan disekitar kulitnya nampak bintik merah, setelah itu kita datangi kembali dr. Tamin untuk dilakukan pemeriksaan kembali khawatir ada gejala DBD. Sesampainya disana diinformasikan bahwa anak saya terkena virus cikungunya beliau menyampaikan biasanya kalau anak muda terkena cikungunya pengobatannya lebih cepat beda dengan orang tua, adapun sarannya agar mengkonsumsi telur rebus dan bubur kacang hijau untuk menormalkan kembali, adapun bintik merah pada kulit adalah penyesuaian metabolisme darah selama pengobatan. Perlahan-lahan pengobatan ini membuahkan hasil yang sangat signifikan dan pada akhirnya kesehatannya kembali seperti semula.
Kesimpulannya adalah perbedaan antara DBD dengan Cikungunya, kalau DBD virus akan menurunkan kadar trombosit pada darah namun Cikungunya virus akan menyerang otot-otot maupun tulang sehingga penderita akan merasakan sakit saat berjalan dan beberapa kasus penderita akan dibuat lumpuh sementara waktu.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar