08 Agustus 2014

Kupas tuntas rencana kenaikan Pajak Progresif 2014

Selalu menarik kalau kita membahas mengenai pajak progresif, sehingga di blog inipun selalu saja artikel tentang Memblokir Pajak Progresif Kendaraan menjadi entri terpopuler yang selalu dilihat oleh para bloger yang mampir ke blog ini.
Sehubungan dengan rencana Pemda DKI Jakarta yang akan melakukan perubahan Perda Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

Berikut kami coba buat perbandingan antara tarif lama dan tarif baru :
Tarif Lama
Tarif Pajak normal motor ke 1 = (1.5% x NJKB)+SWDKLJJ
Tarif Pajak Progresiv motor ke 2 = (2% x NJKB)+SWDKLJJ
Tarif Pajak Progresiv motor ke 3 = (2.5% x NJKB)+SWDKLJJ
Tarif Pajak Progresiv motor ke 4 = (4% x NJKB)+SWDKLJJ
Tarif Pajak Progresiv motor ke 5 dan seterusnya sama dengan tarif motor ke 4.

Tarif Baru
Tarif Pajak normal motor ke 1 = (2% x NJKB)+SWDKLJJ
Tarif Pajak Progresiv motor ke 2 = (4% x NJKB)+SWDKLJJ
Tarif Pajak Progresiv motor ke 3 = (6% x NJKB)+SWDKLJJ
Tarif Pajak Progresiv motor ke 4 = (10% x NJKB)+SWDKLJJ

Tarif Pajak Progresiv motor ke 5 dan seterusnya sama dengan tarif motor ke 4.

Bila melihat tarif di atas terjadi kenaikan yang signifikan, hal yang paling ketara adalah lonjakan tarif pajak progresif ke 3  & ke 4 adapun tarif pajak progresif ke 5 dst mengikuti tarif pajak progresif ke 4. 

Contoh studi kasus :
Pak R memiliki kendaraan Jupiter Z tahun 2006 adapun Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) senilai 8.700.000, namun motor tersebut adalah motor ke 3. Adapun motor ke 1 & ke 2 masih dimiliki dan belum dijual. Maka perhitungan pajaknya dikenakan tarif pajak progresif motor ke 3 dengan rumus sebagai berikut :
PKB = (6% x NJKB) + SWDKLJJ
PKB = (6% x 8.700.000) + SWDKLJJ
PKB = 522.000 + 35.000 (angka SWDKLJJ tahun 2014)
PKB = 557.000
Maka Pak R akan dikenakan pajak progresif sekitar Rp. 557.000,- 

Masih ada yang berminat menumpuk kendaraan lebih dari 1 ? bila melihat rencana kenaikan Pajak Progresif tsb ? Monggo seruput kopi dulu biar adem ha..ha..ha..........


04 Agustus 2014

Suasana Idul Fitri 1435 H (2014 M)

Lebaran sudah usai namun banyak cerita suka didalamnya, seperti pada tahun sebelumnya saya pernah posting Suasana Lebaran 2013 kali ini saya coba tampilkan sedikit foto saat sebelum dan sesudah lebaran:

Foto ini diambil di daerah Tanah Abang saat H-1 sebelum lebaran tampak jalan yang lengang, mengingat banyak dari mereka yang sudah mudik.
Foto ini memperlihatkan anak kecil yang sedang memainkan bedug dan sebagian lagi sedang mengumandangkan Takbir, padahal saat itu belum ada informasi dari pemerintah bahwa besok lebaran, inilah tradisi yang selalu ada hingga saat ini khusus di kawasan Tanah Abang, bagaimana mereka menyambut lebaran dengan penuh suka cita. 


Berikut ini penampakan saat malam Idul Fitri, dimana suasananya ramai dan lancar beda dengan tahun-tahun sebelumnya, banyaknya pengalihan lalu lintas membuat jalan ibukota tidak begitu macet. Namun efek pengalihan ini membuat Monas tidak bisa dikunjungi karena adanya pemblokiran jalan menuju Monas.


Akibat pemblokiran tersebut banyak para pengunjung Monas yang akhirnya mengunjungi Masjid Istiqlal, tentunya hal ini menimbulkan dampak Masjid Istiqlal penuh oleh pengunjung.


Keesokan harinya saat Idul Fitri tiba tampak para jemaah Masjid Raya Pondok Indah setelah menunaikan ibadah Shalat Ied terlihat lalu lintas yang macet disebabkan parkir mobil yang menggunakan jalan raya.