15 November 2016

Turing 2016 (Dieng Plateau) bagian 4

Selesai melaksanakan ibadah Shalat, maka perjalananpun dilanjutkan dengan suasana hujan, kebetulan dalam perjalanan ini saya sudah mempersiapkan diri sebelumnya terutama masalah penggunaan ban dimana ban sebelumnya Corsa saya ganti dengan Michelin Pilot Street (MPS), ban lawas sudah terasa licin dan grip ke tanah sudah mulai berkurang, ada beberapa kali saya hampir jatuh saat menggunakannya, mungkin sudah waktunya minta diganti dengan ban yang baru. Awal penggunaan ban MPS ini menurut saya agak rada aneh untuk dibagian roda belakang, jadi umpama kita riding lagi kecepatan diatas 60 KPJ berboncengan, seakan ban belakang rada goyang dombret ha..ha...ha... padahal kondisi jalan lurus & mulus serta motor dalam keadaan sehat wal'afiat, namun seiringnya waktu akhirnya kondisi itu tidak terjadi lagi, mungkin butuh penyesuaian dengan kontur aspal yang ada dan jujur malah makin bertambah ngegrip. Saat turing saya merasakan ban ini cocok untuk medan yang saya lalui apalagi saat itu disertai hujan dan jalanan cenderung licin, saya tidak bisa membayangkan kalau masih mempertahankan ban lama yang sudah dimakan usia, berita baiknya ban ini cocok juga digunakan untuk melahap jalan yang berkelok sedang maupun tajam. Untuk di track kering cukup ok lach bisa digunakan harian. 

Saat memasuki Tasikmalaya saya dihadapkan sebuah tanjakan yang sangat curam, jujur saya rada ngeri juga melalui jalan yang tanjakannya rada ekstrim berhubung saya menggunakan matic beda kalau kita menggunakan motor kopling berasa percaya diri. Dalam hati berpikir kalau gak dilaluin kapan nyampenya ke Dieng ha...ha...ha..., yo wess jalan saja nampak truk-truk berat coba melalui tanjakan tersebut. Alhamdulillah bisa dilalui dengan baik walaupun di pertengahan tanjakan motor sudah berasa berat naiknya nampak di speedometer menunjukkan angka < 20 kpj sudah tidak bisa nambah lagi kecepatan, Akhirnya sampailah saya di puncak tertinggi dengan disambut oleh para bidadari yang sedang memegang bendera finish ha...ha...ha.... Fuihh... susah juga melewati tanjakan ini seumur-umur baru kali ini melalui jalan yang seperti itu mana pakai motor matic lagi.

Sangat menyenangkan melalui jalur Tasikmalaya & Ciamis di malam hari disamping suasananya sepi dan jauh dari macet sepertinya penduduknya sudah banyak yang tertidur lelap padahal kalau tidak salah baru jam 9 malam berbeda dengan di Jakarta yang masih ramai. Jalan yang saya lalui sangat lancar kadang kita memasuki jalan yang berliku-liku, melewati sawah di kanan kiri jalan, terkadang memasuki suatu tempat yang jalannya penuh tanjakan dan turunan, tapi yang saya suka adalah jalannya benar-benar mulus, sepertinya Pemda setempat sangat memperhatikan hal ini. Cahaya peneranganpun masih mudah ditemui guna memudahkan pengguna jalan agar selalu berhati-hati di jalan, sayangnya helm yang saya gunakan visornya berwarna gelap sehingga bilamana malam tiba tentunya akan kesulitan melihat jalan dan agak berbahaya bila menutup visor helm, sehingga saat hujan datang otomatis percikan air hujan perlahan tapi pasti semakin menutupi pandangan mata saya terlebih lagi saya menggunakan kacamata. Yo wess daripada kita maksain jalan berhentilah saya di SPBU di daerah Ciamis sambil menunggu hujan reda. Lokasi Titik Koordinat SPBU Ciamis


Nampak ada beberapa orang yang sedang berkumpul disana sambil bercengkrama entah apa yang diobrolkan dan mereka begitu sangat ramah, saat melihat saya mereka langsung memberikan saya tempat duduk agar saya dapat segera berteduh, wow begitu ramahnya mereka kepada saya. Akhirnya saya pesan kopi sambil menunggu hujan reda.


Hikmah yang didapat dari perjalanan turing kali ini adalah semakin akrabnya kita dengan para pekerja di SPBU dengan agenda rutin mengunjungi mereka disetiap SPBU guna mengisi tangki bensin motor yang selalu merasa dahaga terus ha...ha...ha... jadi kangen motor batangan yang sudah laris terjual (Pulsar & TVS Apache) yang ngisi bensinnya gak terlalu sering. 



Tidak ada komentar: