Well.... sebenarnya saya agak segan kalau bahas mengenai kebijakan pemerintah biasanya sich manut aja saya walaupun agak kontra juga, entah hal ini masih wacana atau bagaimana ? yang nantinya bakal dibuat dan ditetapkan dalam bentuk Perda, karena selama saya tahu aturan ini hanya awalnya aja hangat, belakangnya hambar banget, apalagi kalau diterapkan di Jakarta.
coba kita perhatikan masalah yang ada di depan mata terkait :
- Three in one yang katanya bisa meredam angka kemacetan namun malah ujung-ujungnya jadi polemik juga seperti menjamurnya joki baik yang dewasa maupun yang dibawah umur sehingga kadang saya melihat para joki kabur menghindari kejaran dari PP saat Razia, Walaupun saya juga pernah menggunakan jasa mereka saat saya harus hadir rapat di jam three in one.
- Permasalahan Lampu motor yang harus menyala di siang hari, ini juga sama saja awalnya ramai, kesininya malah jadi sepi lampu motor yang menyala di siang hari kecuali lampu motornya sudah menggunakan Sistem AHO dijamin on terus lampunya kecuali dimatiin fitur AHOnya, cuma beberapa hari ini saja agak ramai, katanya lagi ada razia buat motor-motor yang gak menyalakan lampu, Mohon maaf kalau disini saya ada dua pendapat terkait hal ini : Pertama kalau jalan lowong sangat diperlukan adanya lampu motor yang nyala disiang hari untuk memberi kewaspadaan buat kendaraan yang berada di depannya, Kedua kalau jalan macet parah kayaknya udah gak berguna lagi lampu motor nyala disiang hari, sepertinya malah tidak memberikan manfaat
Kembali ke akar permasalahan nopol genap & ganjil kalau saya amati bisa berbagai macam aspek yang perlu mendapat perhatian :
- Kemungkinan penjualan motor maupun mobil bakal tambah laris manis dan bisa pesan nopol, kalau dulunya kendaraan pertama nopolnya ganjil maka kendaraan kedua nopolnya genap, malah ada kecendrungan Bangsa ini jadi konsumtif,
- Buat Konsumen yang punya duit banyak, enak bisa beli apapun dengan mudah malah bisa pesan nopol resmi namun kalau buat perekonomian yang lemah bisa babak belur ambil contoh tukang ojek yang memiliki kendaraan motor pribadi bisa-bisa dia beli nopol palsu yang banyak tersebar dijalanan, kecuali tukang ojeknya nyewa kendaraan perhari mungkin ini bisa disiasati hari senin sewa kendaraan nopol ganjil, hari selasa sewa motor yang pakai nopol genap. belum lagi hal ini melebar ke masyarakat umum misal ibu rumah tangga, anak pelajar, mhs, pekerja dll yang juga menggunakan kendaraan bermotor , pasti bakal lebih komplek permasalahannya.
- Tingkat pengawasannya berat kalau menggunakan nopol ganjil dan nopol genap, apalagi kalau kendaraan lagi high speed, apa iya sanggup mengawasi nopol setiap harinya dari ribuan pengendara yang berlalulintas di jalan Ibukota.
- Jangan lupa ada hitungan pajak progresif buat motor yang memiliki lebih dari satu, repotnya lagi kita punya motor 2 yang nomornya ganjil, bisa jadi dach kita mampir lagi ke dealer mau nyari motor lagi, lalu hitungan pajak progresifnya dijamin mantap tenan (bakal meningkat)
- Masalah pembatasan jadwal jam berlakunya nopol ganjil & genap misal diterapkan ala three in one tetap aja gak bisa jadi solusi, apalagi kita tahu jam-jam padat di jakarta itu jam berapa saja, pada akhirnya ketemu macet juga kok
Memang sulit sich kalau menentukan solusi masalah kemacetan di jakarta apalagi industri otomotif terus berkembang pesat, penduduk yang semakin padat dan mobilitas para pengguna kendaraan semakin tinggi.
Namun sepanjang ketidaknyamanan, keamanan, tarif yang terjangkau dll yang ada di sektor transportasi tidak segera dibenahi dengan baik, sampai kapanpun hal ini tidak akan bisa menuntaskan kemacetan di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar