Setelah makan di Angkringan pada pukul 21:30 saya pamit untuk kembali ke Pantai Drini, awalnya Suhu Gres mau bareng sama saya ke penginapan dengan Group riding, namun saya ingat pesan SUHU Amon Perjalanan ke Pantai Drini sebaiknya jangan dilakukan pada malam hari mengingat lokasinya sangat gelap dan tidak ada lampu sedikitpun dan perumahan penduduk yang sangat jarang !.
Kebetulan bensin di matic tinggal sedikit sudah hampir ke arah redline, Saya berpikir kalau berbarengan dengan rekan-rekan Bapukers biasanya yang sudah-sudah kalau lokasinya jauh, mereka akan bermain di High Speed agar tiba dilokasi. Kalau Full High Speed pasti habis dach bensin matic, daripada ngeribetin orang lain di malam hari akhirnya saya jalan dulu sambil cari pom bensin, misal ketemu sama Group riding Pulsar kalau sudah ngisi bensin berani dach, gak takut kehabisan bensin.
Oke lanjut setelah mengisi bensin saya melanjutkan perjalanan melewati daerah Giwangan namun yang saya aneh kenapa rombongan Group Riding belum ada yang berpapasan dengan saya, Yo wess jalan aja dach di speed 60 KPJ, setelah itu saya sambil menyimak GPS. Awalnya benar namun setiba di lokasi yang ada jalur bercabang GPS ini berulah, saat itu saya disuruh melakukan belok kanan, saya ikuti dong perintahnya setelah itu masih ok gak ada gejala aneh, karena saya juga diperintahkan untuk nempuh jarak 10 KM, namun mendadak di pertengahan jalan setelah 10 KM saya disuruh putar balik lagi, edan berarti saya ambil jalur yang salah.
Lalu kami putar balik lagi & menempuh jarak sekitar 10 KM, pada waktu tiba di persimpangan jalan saya ikuti lagi perintahnya. Setelah itu saya kembali lihat GPS, yess... ini baru jalur yang tepat semua point GPS aktif lagi dan notifikasi kembali hidup... ok lanjut lagi. Saya sudah seneng nich, Alhamdulillah semuanya berjalan lancar.
Pada saat saya melewati keramaian mendadak GPS berulah kembali saya disuruh belok kanan, akhirnya saya belok kanan namun saya dibuat bingung karena ada 2 persimpangan, namun GPS tidak menunjukkan perintah kemanapun GPS gak ngasih tahu informasinya dan saat saya kaligrasi ulang malah kacau... damn.... kenapa ini.
Coba menenangkan diri akhirnya baru terlihat sinyalnya ternyata harus ke kiri ok saya ikuti dach, namun saya dibuat sangsi karena jalur tanjakannya sadis banget, alamak dalam hati saya berpikir sanggup gak nich matic naik ke atas sebab saya lihat motor bebek kelabakan saat naik di tanjakan tersebut.
Tapi terus terang saya ragu saat mencoba jalan tersebut sepertinya kemarin itu saya gak lewat sana, Saya coba dach tempuh tanjakan tersebut saya bilang ke isteri tolong pegang erat, langsung dach tancap gas, syukur akhirnya kita bisa ke atas juga, lalu saya melewati jalan tersebut, well sepi banget rek gak ada penghuninya sedikitpun, setelah kita berjalan kurang lebih 300 M, ketemulah saya dengan Bapak yang sedang duduk di depan Rumah dan saya bertanya kepada beliau :
Me : "Permisi Pak, Apa benar jalan ini menuju ke Pantai Drini ?"
Bapak : "ooo bukan kalau ke Pantai Drini gak lewat sini pak, tapi turun kebawah lalu belok kanan"
Saya malah yang jadi bingung GPS Andro tetap mengarah ke tempat ini ?
Me : kalau terus kesana ke daerah mana pak ?
Bapak : Kalau terus kesana ke Gunung Cerme
ha..jadi ingat film Nenek Lampir gunung ciremai hi......
Wess akhirnya putar balik walau GPS mengarah kedaerah sana. Setelah kami kembali lagi nampak GPS baru pulih kembali ternyata kita disuruh belok kanan dari tadi aja kenapa bilang lurus, ini malah dibuat pusing saya harus belok kanan terus, damn.
Oke akhirnya navigasi back to normal, akhirnya samar-samar saya hafal jalan tersebut yess... ini dia gampang dach (dalam hati saya berujar). Oke masuk langsung ke track awal Tanjakan Curam, sipp..langsung tancap gas... hore berhasil, namun saat di belokan Gile tenan gelap rek sama sekali gak bisa lihat kiri maupun kanan jalan, cuma sorot lampu ke arah depan yang kelihatan.
Terus masuk lagi track berikutnya Jalanan Curam yang pada siang harinya saya melewati daerah ini sempat kamvas kopling bau hangus sekarang tidak lagi, mungkin karena saat ini malam hari. Nach setelah itulah baru perjalanan yang agak menyeramkan baru dimulai. Pantas Suhu Amon pernah berpesan sama saya, sebaiknya jalan siang hari biar suasananya kelihatan, namun perjalanan pada saat di malam hari tidak akan ditemui cahaya lampu yang menyinari jalan.
Suara mesin matic semakin menjadi-jadi menembus kegelapan malam yang benar-benar gelap, sampai suatu ketika isteri saya membisikkan sesuatu di telinga saya dia bilang
" Yah ini jalan sepi banget, gelap banget gak ada siapa-siapa, aku khawatir ada apa-apa dipertengahan jalan, takut ada kejahatan di malam hari misal begal"
Pada saat itu saya coba menenangkan hati isteri saya, saya bilang :
"gak usah takut apapun, kalau kita gak pernah punya salah atau gak pernah buat susah orang, saya yakin perjalanan ini aman & dijauhkan dari segala musibah".
Kenapa kamu yakin gak ada masalah ?
Menurut penuturan SUHU Amon bahwa Jalan di daerah ini tidak rawan begal, hanya penerangan lampunya yang memang kurang
Yah gini aja kamu bawa kenceng motor ini, tapi tolong tetap hati-hati pokoknya bawa sekencang-kencangnya
Kaget juga saya mendengar isteri saya berkata seperti itu, sampai saya ulangi khawatir saya salah mendengar, namun kembali isteri saya mengatakan hal yang sama. Jujur selama naik motor apapun kalau saya lagi riding bawa motor agak kencang dikit pasti marah isteri saya, namun kali ini malah saya dikasih BangJo ha..ha..ha.., Ok daripada orang rumah dibuat ketakutan lewat jalan yang super gelap ini, lalu saya bilang :
1. Mohon baca shalawat sebanyak-banyaknya setiap melewati sudut persimpangan, baik tanjakan, turunan maupun tikungan yang tajam untuk menghindari musibah baik kecil maupun besar, tolong bangunkan anak kita jangan sampai dia tertidur.
2. Jangan melihat ke kiri maupun ke kanan mantapkan pandangan mata ke depan jangan merem, karena biasanya pada saat kita memeramkan mata terkadang kondisi motor seakan tidak seimbang dan membuat fatal terutama buat yang riding.
3. Pegang erat-erat jangan dilepaskan pegangan tangan dari pinggang saya agar kamu tidak terlepas & mental ke belakang
Dengan mengucapkan Basmalah & Shalawat akhirnya saya coba tarik gas mulai pelan hingga full (well... darah bikers jadi berasa banget disini) saya coba lalui jalan dengan kecepatan tinggi jarang namanya kecepatan rendah dipakai, karena sebelumnya saya sudah menghafal rute ini walaupun belum sempurna, yang saya yakin jalanan di Gunkid ini sangat-sangat mulus, karena itulah saya berani melakukan hal tersebut.
Perlahan tapi pasti mendadak seakan-akan turun kabut tipis sekali entah apa memang seperti itu di daerah ini, semakin lama semakin menutupi bagian sebelah kanan maupun sebelah kiri jalan hanya jalan persis di depan mata yang tidak dihampiri kabut tipis itu, Benar-benar pemandangan yang luar biasa disaat tidak ada penghuni sedikitpun mendadak ada bus yang berlawanan ke arah kami, namun speednya lambat tapi saya dengan high speed. Setelah itu jalanan kembali gelap semakin banyak doa yang saya baca maka akan semakin banyak kabut tipis menyelimuti saya, dinginnya angin dan kabut menjadi satu, dalam hati saya berdoa mohon jangan ada Kabut yang tebal yang membuat pandangan saya berkurang wess.. tanpa pikir panjang saya abaikan kabut yang dingin & menyelinap di badan saya, namun Alhamdulillah Kaca Mata yang saya gunakan tidak berembun sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar