14 Juni 2013

FAMILY GATHERING KE 2 BAPUKERS, YOGYAKARTA (PART 7)

KEANEHAN RIDING LANJUTAN
Saya yakin disetiap tempat pasti ada penghuninya, pada saat kami melewati suatu jalan yang menanjak, saya coba turunkan speed motor karena saya melihat di kanan maupun kiri jalan banyak kucing, dalam hati saya berpikir ini bukan kucing biasa, pastinya penunggu di kawasan ini di depan saya ada kucing yang berlarian di jalan dari kanan ke kiri atau bahkan dari kiri ke kanan dengan mengejar kucing lainnya. Kejadian ini selalu berulang berkali-kali saat kami melintasi tempat yang berbeda Dalam hati saya termenung bagaimana jadinya kalau saya HIGH SPEED pada saat melewati kucing tersebut dan menabraknya. 

Kejadian berikutnya adalah Kacaunya Sistem GPS yang saya gunakan, sistem ini jadi benar-benar kacau, dimana pada saat siang hari waktu pertamakali kesana tidak ada masalah, namun saat di jam 11 malam pada saat saya Single Riding melewati tanjakan + turunnya kembali kabut tipis mendadak GPS ini tidak berfungsi sama sekali,  Well... Finally I know, sepertinya memang ada sebuah kekuatan lain yang coba memblok aktifitas GPS, logikanya GPS yang saya gunakan harusnya berjalan dengan baik dan tidak masalah, Namun setiap ada kabut tipis yang menyelimuti saya baik kiri dan kanan praktis GPS tidak akan berfungsi, baru berfungsi bila kabut tipis itu menghilang dan lucunya saat kita mengkaligrasikan lagi anda akan disuruh melakukan putar balik walaupun perjalanan anda sudah benar.

Kekacauan sistem GPS semakin menjadi-jadi, asli dibuat pusing saya sampai masuk ke dusun-dusun yang saya belum pernah kunjungi (udah kayak dibawa setan keder), sampai isteri dibuat hampir menangis melihat kondisi tersebut dan menyesali kenapa harus kembali ke penginapan lagi, padahal kata isteri kalau tahu begini mendingan nongkrong di Malioboro sampai pagi.

Well.. apa yang saya rasakan terus terang ini adalah pengalaman pertama buat saya pribadi, dengan memacu motor dalam kecepatan tinggi di suasana yang sangat-sangat gelap. Angka minimal Speedo saat kecepatan tinggi di 80 KPJ sempat melirik di speedo saat Jarum speedo tembus di angka 100 KPJ, setelah itu saya tidak berani lagi melihat pergerakan jarum speedo, Karena pandangan mata mau tidak mau harus menatap waspada kedepan, memang sempat sekali turun di kecepatan 40 kpj tapi hanya saat saya melewati daerah yang banyak kucingnya, namun setelah melewati itu wess.... langsung dach tancap gas.

Perjalanan yang sedemikian membingungkan itu tidak membuat saya patah semangat, kalau boleh jujur sebenarnya Ketakutan terbesar saya adalah posisi BBM yang kian menipis di tangki bensin matic dan penjual BBM eceran tidak ada sama sekali, anda bisa membayangkan bagaimana bila motor mogok ditengah kegelapan seperti itu baik disamping kanan maupun kiri berasa melewati sebuah Hutan, well...bener-bener kayak berasa sendirian disana. sampai saya kepikiran kalau sampai jalan ini gak ketemu saya bakal minta ijin sama warga sekitar yang saya temui untuk bermalam dirumahnya, misal dikenakan bayaran bakal saya bayar dach dibanding mumet nyasar mulu.

Ditengah kebimbangan ini, gak beberapa lama saya mendengar ada Barisan Group Riding motor bebek kurang lebih ada 4 orang yang satu menggunakan Flashlight Stick, dan mendahului saya, lalu saya coba ikuti group riding tersebut yang berjalan sangat kencangnya, namun karena saking kencangnya mereka melaju saya ketinggalan juga, akhirnya saya sampailah kesebuah pantai yang sepi, lalu sambil termenung saya coba buka GPS kembali, namun sebelum saya membuka GPS mendadak saya kembali lihat Barisan Group Riding motor bebek jumlahnya hampir sama seperti yang saya lihat tadi, mereka menggunakan Flashlight Stick lach bukannya mereka tadi ada didepan saya, wess... persetan dach saya ikutin kembali pergerakan mereka, namun perlahan-lahan mulai tampaklah beberapa rute yang sudah tidak asing lagi. Saya ikuti jalan tersebut hingga pada akhirnya saya terperanjat & ternyata pergerakan Group Riding motor bebek itu telah menuntun kami untuk tiba di lokasi Pantai Drini. Sampai isteri langsung teriak kegirangan "Yah ini benar lokasinya, ALHAMDULILLAH, kita sudah sampai"

Setelah itu saya coba parkir kendaraan dan menurunkan isteri & anak saya di lokasi penginapan, sampai isteri matanya berkaca-kaca saat tiba di lokasi, dia bilang "Gak nyangka bisa sampai kesini dengan selamat" akhirnya kita sampai penginapan pada pukul 00:30 lumayan cukup lama mulai dari jam 21:30 hingga 00:30, setelah itu saya coba ajak isteri untuk ke warung makan yang kebetulan pada saat itu masih buka, seperti biasa saya pesan Indomie maupun Kopi untuk menurunkan tingkat stressing yang tinggi pada saat mencari jalan agar sampai ke Pantai Drini.

Pesan saya :
  1. Buat yang pertama kali ke Pantai Drini sebaiknya lakukan perjalanan di siang hari jangan malam hari kecuali bila anda melakukan Group Riding.
  2. Sinyal HP yang support didaerah sana adalah Simpati, sebab bila menggunakan vendor lain sering blankspot atau kadang sinyal drop total
  3. Bila Group Riding mohon kontrol member anda dibelakang jangan pernah anda tinggalkan.
  4. Saat perjalanan di malam hari anda akan jarang menemui lampu jalan namun hanya kegelapan yang selalu akrab dengan anda dan akan jarang berpapasan dengan para pengguna jalan lainnya.
  5. Siapkan mental anda saat melintasi daerah ini di atas jam 11 malam, saat Single Riding.
  6. Persiapkan kondisi motor 100% FIT,.
  7. Cocok buat yang mau uji nyali Single Riding
  8. Setiap anda akan cornering berhati-hatilah.
  9. Setelah sampai lokasi, anda akan bilang "Saya gak akan pernah mau lagi Single Riding ke daerah ini di malam hari.
GOODBYE DRINI BEACH
Keesokan harinya akhirnya kami ijin pamit sama Uyut dan beberapa kawan yang masih berada disana diantaranya Avadakedavra, Mypridewolf, NextShogun, Ranggoko, urgdubai, Lalu saya & SUHU Gres keluar dari Pantai Drini, seperti biasa saya yang di depan tapi beliau membuntuti saya dari belakang, edan gak nyangka ternyata waktu saya riding beliau sempat ngerekam ha...ha..ha..

Di sebuah persimpangan antara saya & SUHU Gres berbeda opini tentang jalan yang dilalui, terus terang saya bingung juga sepertinya jalan yang ditunjuk SUHU gres beda dengan saya, yo wess tak ikutin dach ternyata jalur ini ramai dibanding jalur yang biasa kita lewati, gak ada jalanan berkelok-kelok, Tanjakan yang tajam & Turunan yang curam, tapi lalu lintasnya sangat ramai. sepertinya ada perbedaan opini, saya menggunakan Fast Route namun SUHU gres menggunakan Shortest route, ya udah akhirnya saya ikuti route tersebut & disebuah persimpangan kami berpisah beliau melanjutkan perjalanan ke arah Jawa Timur & saya melanjutkan perjalanan ke arah Malioboro untuk mengembalikan motor rental.

Arah perjalanan akhirnya saya sesuaikan melalui GPS, ternyata arahnya melewati Patuk di kawasan Barat Yogyakarta, walach daerahnya ramai tapi jujur ngeri banget ngelihat bus luar kota yang ngebut setiap ditikungan, lagi enak-enaknya riding mendadak dari arah depan ada 2 bus yang saling mendahului bentuknya kecil kayak bus koantas bima kalau di jakarta, saya perhatikan pergerakannya semakin mendekat, Akhirnya setelah jarak yang begitu dekat saya banting stang ke kiri, gile hampir aja ketabrak saya dan adu Banteng sama Bus yang ngambil jalur kita.

Untung dach teman-teman gak lewat sini, sangat berbahaya tambahan lebih jauh sampainya,akhirnya target saat itu saya ingin mencari oleh-oleh buat para Family, padahal bingung juga mau nyari kemana, namun saat kami melewati daerah Jend. Ahmad Yani baru dach bisa nemuin apa yang kami cari, mampir dulu dach. wich masih fresh langsung di buat sama yang jual

Koordinat : 7°49'6.98"S 110°25'0.86"E



Setelah membeli oleh-oleh perjalanan kami lanjutkan ke Malioboro, untuk mengembalikan motor yang sudah saya gunakan selama event famgath, Akhirnya perpisahan itupun datang, pemiliknya mengambil motor tsb. matic yang sudah sangat berjasa, hingga saya bisa menghadiri event Famgath ke 2.

Gak lengkap kalau gak diceritakan saat saya mau ke malioboro biar lebih cepat sampai kesana, ditengah perjalanan saya bertanya dengan 2 gadis remaja yang menggunakan matic, namun sungguh diluar dugaan mereka mengantarkan saya hingga sampai ke arah Malioboro melalui jalur yang terdekat. well...ramah sekali penghuni jogja ini. 

Selanjutnya kami menuju ke Terminal Giwangan dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.


THE END
back to Part 1 

Tidak ada komentar: