29 Januari 2016

Ford Indonesia hengkang, gimana nasib pengguna ?

Beberapa hari ini di roda empat ramai diperbincangkan tentang Agen Pemegang Merek (APM) Ford yang hengkang dari Indonesia, tentunya hal ini berdampak besar bagi para user yang menggunakan produknya dan juga bagi para pekerja dilingkungan yang terlibat dalam kegiatan Ford Indonesia. Kenapa hal ini terjadi tentu semuanya tidak terlepas dari penurunan angka penjualan mobil dan keterbatasan untuk mendapatkan suku cadang yang selama ini selalu impor, sehingga menyebabkan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, tambahan hal ini juga tidak terlepas karena kerasnya persaingan di industri otomotif yang semakin kompetitif.

Sebagaimana kita ketahui kebesaran Ford di tanah air tidak terlepas dari turut andilnya para komunitas yang loyal, sehingga perlahan dan pasti Ford pun menjadi merek yang mendapat tempat di hati para pencintanya. Namun dalam perjalanannya banyak juga komplen yang dapat kita temui salah satunya dari Pengguna Ford entah hal ini langsung ditindaklanjuti dengan pihak Ford dengan memuaskan atau bahkan malah sebaliknya sehingga membuat user lain menjadi ragu untuk memutuskan membeli mobil Ford terkait dengan purna jual maupun QCnya.

Permasalahan yang saat ini menjadi pertanyaan bagi para pengguna Ford Pasca hengkangnya Ford dari tanah air adalah kelanjutan pelayanan purna jual, mengingat mereka banyak yang masih ketergantungan dengan pelayanan servis maupun ketersediaan suku cadang. Wajar hal ini membuat mereka resah pasalnya menangani mobil Ford tidaklah mudah, karena hampir semuanya menggunakan teknologi canggih dan tentunya membutuhkan penanganan yang expert. Buat yang ikut komunitas mungkin mereka bisa saling tukar informasi untuk penanganan mobil ini, namun buat yang tidak ikut komunitas pastinya mendengar info ini akan menjual mobilnya dengan segera tentu dengan harga yang terjun bebas. 

Kejadian ini mengingatkan saya dengan peristiwa yang menghantam roda dua saat Bajaj lengser dan meninggalkan segala macam PR buat para pecintanya, semoga kedepannya siapapun yang ingin investasi di Indonesia bukan hanya menjadikan Indonesia sebagai target jualan saja, namun hal yang perlu mendapatkan perhatian disaat kepercayaan konsumen sudah terbentuk demikian tinggi disaat itulah produsen harus menjaga kepercayaan tersebut dengan peningkatan pelayanan yang prima baik Pra maupun Pasca penjualan.  

Tidak ada komentar: