27 Oktober 2013

Gak bosen apa, Ngehack ID FB ?

Sebenarnya bosen kalau ngadepin begini dari dulu sampe sekarang selalu Hacker LN doyannya hack ID gw, berikut tampilan diantara My FB Account :


Posisi account FB yang sempat ke hack


Posisi hacker yang menyerang akun gw bisa kelihatan dari negara mana

Setelah dinormalkan akhirnya FB bisa digunakan kembali, tentunya sebelum dilakukan hal tersebut perlunya mengclearkan seluruh aktifitas kita.

Artikel terkait :
  1. Trik Antisipasi Serangan Hacker pada Login Facebook Anda
  2. Trik Antisipasi Serangan Hacker pada Login Facebook anda (Jilid 2)
  3. Trik Antisipasi Serangan Hacker pada Login Facebook anda (Jilid 3)
  4. Hacker on Facebook, go to Hell....I beat you
  5. Shared : Trik bodoh membuka akun Facebook, katanya di blokir ??

16 Oktober 2013

Setelah 5 bulan penggunaan TVS Apache RTR 180

Sebagai seorang blogger tentu ada kewajiban untuk menyampaikan kebenaran dalam setiap postingannya, dan postingan ini melanjutkan postingan sebelumnya Link 1 & Link  2 dimana pada kedua link tersebut disebutkan komparasi maupun insiden yang terjadi. 

Mudah2xan tulisan kali ini dapat menambah pengetahuan bagi para pengguna TVS 
Problem pertama :
Saat motor belum ada 1 minggu terdengar suara Knalpot bising (ala ninin 150 model lama) perkiraan ada trouble di bagian dalam Knalpot terkesan ada bagian peredam bising yang lepas, mengingat efek ini hanya kencang di awalnya setelah mesin panas sound knalpot berbunyi adem, solusi Klaim ke BERES walhasil dapat Knalpot yang baru hingga saat ini Knalpot masih bagus.

Selain itu pada saat sebelum melakukan servis pertama, saya mengalami agak kesulitan untuk menghidupkan motor melalui Kick Starter namun bila menggunakan Elektrik Starter malah jauh lebih mudah, solusinya saya sampaikan keluhan tersebut ke Mekanik Beres dan dilakukan penyetelan klep, hasilnya ternyata mengagumkan, sehingga menghidupkan motor melalui kick starter jadi jauh lebih mudah

Problem kedua :
2 bulan penggunaan BEAST-INSPIRED HEADLIGHTS (Lampu Led dibagian depan) persis di bagian eyes nampak redup dan perlahan2x hilang (dibagian kiri), setelah itu diajukan komplen di servis ke 2 namun hingga saat ini masih belum ada jawaban dari pihak BERES dan anehnya bagian kananpun ikut2xan redup, otomatis 2 eyesnya mati cuma ninggalin alis doang. PR buat TVS kedepannya kudu dipertimbangkan lagi penggunaan lampu led tersebut.

Problem ketiga :
Seal Shock sebelah kiri bocor setelah penggunaan 4 bulan, tanpa mengajukan klaim langsung datang ke BERES, cuma sayang Seal Shock di TVS Palmerah maupun TVS Dewi Sartika Jakarta masih belum nyetok, akhirnya ditangani oleh TVS Kalimalang yang boleh dibilang ajib juga cara kerjanya dan sangat teliti , padahal cuma servis shock tapi mereka ngasih plusnya diantaranya adalah : 
  • Setingan mesin dibuat makin tambah garang sehingga motor malah makin kenceng. 
  • Stel komstir yang bikin motor lebih enak buat manuver. 
  • Stel swing arm biar motor gak mudah goyang india sampai spakbor belakangnya distel juga. 

well... memang semua motor sudah melalui tahap Pre Delivery Inspection (PDI), namun bagaimanapun tetap butuh kejelian sang montir untuk memastikannya dalam kondisi layak jalan. 

06 Oktober 2013

Kaliper Rem bermasalah membuat roda Pulsar macet

Sekitar beberapa bulan yang lalu tepatnya Februari 2013, saya mengalami kamvas rem yang macet pada waktu mencoba mendorong Pulsar 220 dalam kondisi mesin mati. Pertama-tama untuk memastikannya saya putar roda belakang, it's ok berjalan dengan sempurna dan gak ada masalah, Kedua saya coba putar roda depan, dlalah.... ini roda jalannya berat banget dan gak seperti biasanya berasa seret banget, wess..kaget masa iya Kamvas Rem habis lagi, kayaknya dulu penggantian kedua di 11300 KM, saat ini sudah 18000 KM. Namun saat kejadian tersebut lupa persisnya namun seingat saya sudah masuk di > 17000 KM 

Untuk memastikan saya senter bagian kamvas rem, namun sepertinya masih tebal, mengingat 2 kali kejadian seperti ini, coba lihat oli rem ternyata masih banyak... heran.. apa mampet.. tapi kalau mampet oli gak bisa keluar saat saya buka sedikit bagian baut yang dari slang rem tersebut. 

Dengan kemampuan ala kadarnya saya buka bagian itu dan pasang lagi baut tersebut, tetap saja agak macet tanpa pikir panjang langsung buka kaliper khawatir kegores lagi disknya kayak beberapa waktu yang lalu.

Setelah susah payah membuka kamvas rem yang terjepit akhirnya berhasil juga buka bagian kaliper dan kamvasnya berikut pictnya :


Kaliper dan Kamvas Rem yang sudah dilepas dari disk


Kamvasnya masih tebal padahal udah 6000 KM lebih, saat ini saya sedang mencoba mengimbangi sistem pengereman dengan tidak menitikberatkan sepenuhnya ke rem depan dengan kondisi 60% roda depan dan 40% roda belakang, sehingga lebih awet umurnya untuk rem depan dibanding sebelumnya


Setelah saya amati bahwa bagian dari kaliper sepertinya ada yang tidak rata seperti terlihat di pict ini dimana bagian kanan lebih tinggi daripada disebelah kiri, jadi saya mengasumsikan bahwa macetnya roda depan disebabkan ini. Sehingga membuat kamvas rem memiliki jarak yang terlalu dekat ke disk.


2 bagian ini sulit dilepas dengan cara manual hanya ada cara terbaik dengan menggunakan angin kompresor, berhubung gak punya alat wess akhirnya saya nyerah baru keesokan harinya saya ke BERES dengan mengendarai Pulsar 220 tanpa rem depan 




Setelah dilakukan Cek and Ricek di BERES Bajaj maka dua buah tabung tersebut dapat dibuka dengan menggunakan Angin kompresor dan dicuci bersih agar kinerjanya dapat kembali semula, dan setelah dilakukan ritual tersebut maka kalipers kembali normal. 

02 Oktober 2013

Insiden PENAR (Apache RTR 180)

Setelah menggunakan PENAR kurang lebih 4 bulan baru ngalamin insiden tabrakan di tanggal 30 September, dimana saat saya berhenti di lampu merah mendadak ada Vario yang melaju kencang.

Akhirnya terjadilah tabrakan dimana PENAR yang lagi berhenti ditabrak dengan sukses oleh VARIO, Cukup keras terjadinya tabrakan sampai spakbor PENAR masuk ke Spakbor depan Vario, dengan susah payah saya tarik paksa saja dan dorong PENAR agar spakbornya lepas dari spakbor vario,

Tampak terlihat beberapa goresan/baret kecil baik di knalpot maupun di plat nopol namun yang saya gak habis pikir tabrakan tersebut tidak membuat posisi ban PENAR menjadi tidak center/lampu headlamp stop tidak rusak /swing arm tidak bengkok, namun yang saya lihat malah kebalikannya tampak roda depan yang dimiliki vario agak bengkok

Well.... akhirnya bisa ngetest sendiri ketangguhan RTR bukan cuma isapan jempol saja. Amin



Klik Pict untuk menzoom





01 Oktober 2013

Komparasi Pulsar 220 & Apache RTR 180

Saya akan coba review kelemahan dan kelebihan dari kedua produk ini. Adapun blog ini bukan sebagai sarana promosi kedua pabrikan namun sekedar menshared hal yang saya alami, mengingat kedua produk ini saya pernah gunakan dan bahkan saya memiliki keduanya walaupun PZZO (RADAR+E) sudah saya jual dan saat ini saya memiliki APACHE RTR 180 (PENAR).

Desain (Body)
Desain Pulsar 220 lebih menarik dilihat karena menganut desain Sport Half Fairing yang jarang ditemui di Indonesia, namun desain Apache 180 lebih cenderung ke arah Sport Naked Bike. Jujur kalau bicara desain saya tetap lebih menyukai Pulsar daripada Apache. 

Durability (daya tahan/kekuatan) :  
Saya rasa kedua motor ini sudah banyak diuji di lapangan baik saat kondisi accident dari beberapa kasus baik yang saya dengar & alami sendiri, hasilnya memang benar-benar terbukti.

Posisi riding : 
Kedua motor ini memiliki posisi riding yang menyenangkan karena tidak membuat rider cepat kelelahan saat riding walaupun menggunakan stang jepit. 

Handling
Untuk urusan handling dalam hal melibas kemacetan / melewati gang2x yang sempit, lebih mengasikkan menggunakan Apache dibanding menggunakan Pulsar, mengingat bobot Apache lebih ringan dari Pulsar, namun problem kelemahan Apache adalah Stang yang bikin pergelangan tangan kesemutan saat dikemacetan, walaupun anda sudah mengencangkan komstir, stel jalu stang dll dan hal ini sangat berbeda jauh dengan Pulsar mengingat Pulsar memiliki Balancer yang dapat meredam getaran motor. Namun walaupun demikian tidak mengganggu aktifitas riding secara keseluruhan. sepertinya untuk hal ini perlu kiranya insinyur tvs melakukan riset kembali, untuk meredam getar dibagian stang.

Top Speed : 
Untuk urusan top speed masih unggul Pulsar 220 daripada Apache 180, Berdasarkan hasil observasi top speed (standar) bahwa di dapat top speed P220 itu di kisaran 147 KPJ tapi kalau Apache 180 di 132 KPJ (hasil ini bukan dari saya yang melakukan top speed namun dari joki yang memang biasa ngebut) 

Akselerasi : 
Akselerasi Apache lebih berisi dibanding Pulsar terutama tenaga yang beringas di RPM bawah. Pernah dilakukan testing saat Bukber dengan para user Bajaj Pulsar, dimana Apache 180 di adu dengan Pulsar 180 dengan track yang pendek, dimana Pulsar 180 sudah di modifikasi menggunakan Gas Spontan & karburator PE28, walhasil Apache 180 masih tetap bisa mengimbangi, Mungkin ini disebabkan karena teknologi Apache 180 yang menggunakan Sistem RTR (Racing Throttle Response)

Kelistrikan  : 
Melihat dari segi kelistrikan sepertinya teknologi Pulsar 220 lebih maju dibanding Apache 180, terbukti kelistrikan Pulsar 220 yang sudah menganut FULL WAVE DC namun Apache 180 masih menggunakan AC.

Pulsar 220 menggunakan Electric Starter namun Apache 180 menggunakan Electric Starter & Kick Starter, jadi penggunaan Kick Starter akan sangat membantu bilamana sewaktu2x aki soak. 

Konsumsi BBM :  
  • FC Pulsar 220 yang menggunakan BBM Premium dalam kondisi macet didapat 1:33 s/d 1:36  KM/L, namun bila kondisi lancar didapat hitungan FC yang fantastis sekitar 1:41. Automatically penggunaan bahan bakar pertamax akan lebih irit lagi dari FC di atas.
  • Apache 180 menggunakan BBM Premium dalam kondisi macet didapat angka 1:36 namun penggunaan Pertamax atau Shell Super didapat angka FC sekitar 1:41
Untuk urusan keiritan BBM tetap dipegang Pulsar 220 walaupun CCnya termasuk besar dikelasnya. Inilah yang membedakan motor yang mengejar akselerasi & motor yang mengejar top speed

BAN :  
Ban Pulsar menggunakan Ban tubbles dengan merk MRF adapun ban yang digunakan Apache 180 adalah Ban non tubless bermerk IRC

Ban yang digunakan Pulsar memiliki material yang kuat namun kelemahannya adalah saat musim hujan ban agak cenderung licin. Jadi sebaiknya rider Pulsar berhati2x kalau ban MRF masih dipakai, ada baiknya segera ganti yang baru biar lebih safety 

Adapun ban yang digunakan Apache 180 adalah ban IRC beda dengan dahulu bahwa banyak yang berasumsi Ban di Apache gak ubahnya seperti karakter ban di Pulsar (terkenal licin saat musim hujan), mengingat India adalah tempat kedua motor ini berada dimana karakter geografisnya mendukung sekali penggunaan ban seperti ini. Oleh karenanya di Apache 180 penggunaan ban dengan kompon keras sudah tidak digunakan lagi, pernah dalam kesempatan ini saya coba jajal Apache 180 di kecepatan > 50 kpj saat kondisi hujan lebat, lalu setelah itu saya coba Hard break ternyata gak ada gejala slip ban dll.

Sayang disini apache gak menggunakan Ban Tubbless padahal kalau menggunakan ban tubless maka akan bertambah pointnya.

Sektor Pengereman (Disk Break)
Pulsar 220 memiliki kaliper turunan Brembo yang biasa disebut Bybre, kelebihannya adalah pengereman dapat lebih mencengkram hanya saja kekurangannya adalah saat Disk dalam kondisi panas terkadang membuat rem kurang pakem jadi terkesan rem blong pernah saya mengalami kejadian ini hampir 4 kali yang pertama dibagian disk belakang yang mendadak blong dan sisanya di bagian depan disk. Herannya gak semua rider Pulsar ngalamin hanya beberapa saja. 
Apache 180 menggunakan Disk ala Petal Disk dilihat sepintas memang disk ini dapat membuang panas lebih cepat daripada disk yang digunakan Pulsar, untuk kepakemannya memang luar biasa baik Rem depan ataupun Rem belakang sama pakemnya. Beda dengan di Pulsar 220 rem yang lebih pakem adalah bagian Rem depan dibanding Rem belakang.

Speedometer
Speedometer Pulsar 220 terkesan mewah karena banyaknya fitur sensor didalamnya, namun Speedo Apache 180 terkesan elegan kelebihannya adalah adanya fitur Jam, Pencatat Top Speed dan pengingat waktu servis.

Weight
Kelemahan Pulsar yang paling ketara adalah di beratnya yang memang luar biasa sekitar 160 KG  & motornya yang panjang, hal ini akan sangat mengganggu bilamana anda akan memarkir kendaraan ditempat yang memiliki ruang sepit, mau tidak mau anda akan menggeser Pulsar sedikit demi sedikit, namun tetap harus berhati2x sebab beberapa kasus kebetulan kawan saya yang mengalaminya saat beliau memarkir kendaraan dengan mencoba mengangkat Pulsar 220nya akhirnya membuat pergelangan tangannya terkilir. 
Apache 180 beratnya dibawah pulsar sekitar 130 KG dan bentuk motornya yang tidak begitu panjang, jadi lebih memudahkan untuk markirin motor,  apalagi kalau dapat parkiran yang super sempit sekalipun.

Pabrik (Manufacturing)
Pulsar tidak memiliki pabrik di Indonesia namun TVS Apache memiliki pabrik di indonesia di daerah Karawang, dimana indonesia ditunjuk sebagai negara pengimpor tvs ke asia tenggara, dan jangan aneh setiap 20 menit sekali pabrikan tvs membuat motor.

Bengkel Mitra 
Bengkel Pulsar lebih banyak dibanding Apache baik BERES maupun non BERES (namun saat ini banyak bengkel Pulsar yang sudah tutup secara operasional hanya beberapa saja yang buka) bahkan ada juga yang sudah berubah menjadi Bengkel TVS. 

Demikian sedikit ulasan terkait Pulsar 220 maupun Tvs Apache RTR 180, adapun pembuatan komparasi ini murni didasari dari penggunaan kedua motor tersebut, tidak lain dan tidak bukan sebagai wacana untuk menambah pengetahuan kita khususnya di teknologi Roda Dua. 


Semoga bermanfaat 
Salam Roda Dua............